Senin, 28 Juni 2010

Refleksi seputar kultur busuk yang diam diam mengendap

Si Ario dan Lina berpacaran. Mereka sepakat akan menikah dan beranak banyak suatu hari kelak.
Keduanya menyukai dunia hiburan, termasuk filem, video, audio, dunia pentas dsb. Wajarlah, kalau mereka punya kesepakatan merekam proses perjalanan hidup mereka, sejak mulai pacaran, percumbuan, bahkan sampai hubungan intim, sebelum maupun sesudah mereka menikah.

Rekaman itu mereka yakini sebagai kenang-kenangan penting, pemersatu, kalau keadaan fisik mereka sudah loyo nanti. Atau, siapa tahu cinta mereka akan pudar dan dengan adanya rekaman tentang kenangan manis itu akan memperteguh ikatan perkawinan.
Paling tidak, kenangan akan menjadi bagian dari romantika kehidupan berkeluarga yang mereka rencanakan.

Namun celaka, rekaman mereka dicuri orang.
Kelabakan, bingung, putus asa.
Berharap orang itu mau mengembalikan sekalipun dengan tebusan.
Tapi sayangnya tidak.
Pencuri itu malah MENGGANDAKAN dan MENGEDARKAN di dunia maya sehingga semua orang bisa melihatnya.
Orang jahat itu tidak butuh tebusan. Rupanya yang diharapkan adalah semacam pelampiasan kebencian.

Atau cuma keisengan kejam.


Pertanyaan:
Mengapa Ario dan Lina MALAH masuk penjara?

Jawaban:
Karena reaksi masyarakat:
Semua mengujat.
Bukan penggandaan dan pengedaran video persetubuhan itu yang dihujat, tetapi lebih pada alasan:
"kan mereka belum menikah"?

Refleksi:
Kita sekarang adalah BAGIAN dari masyarakat yang bodoh dan
munafik itu. Kita mudah "diarahkan" perhatiannya seperti anak kecil yang disuapi makan siang sambil main kapal-terbang-kapal-terbangan. Kita kurang kritis, sampai rela dibelokkan mata hati kita sehingga kita ikut menghujat Ario dan Lina yang sebetulnya adalah korban.

**Setelah iseng nonton perkembangan video porno di TV, saya janjian sama selingkuhan saya, akan ketemu di motel mana siang ini - Tidak bawa video kamera tentunya. Mumpung istri dan anak anak lagi berlibur ke luar negeri. Setelah cek in, 2-3 jam pulang. Sampai jam 4 sore nanti masih sempat hujat2 Ario lagi di internet. Hujat2 ini penting untuk membuat saya kelihatan suci dimata masyarakat dan teman teman sekantor/sefraksi/sekolega**.

----Perilaku MUNAFIK ini yang menjadikan KULTUR BURUK bangsa, bukan kegemaran bikin videonya----

Ferry Wardiman