Rabu, 07 Juli 2010

Disini Seni Cuma Hiasan

Agar dunia menjadi lebih baik, perlu lebih banyak manusia yang berubah menjadi baik, mempunyai akal lebih sehat dan perasaan lebih peka. Kualitas itu terdapat pada manusia yang mengapresiasi SENI.
Maka negara-negara perlu meningkatkan perhatian pada SENI untuk ikut serta dalam perdamaian dunia.


Celakanya, NEGARA INI mensubordinasi seni terhadap BANYAK hal lain sampai seni dianggap "asal ada", "hiasan", bahkan "boleh tidak ada". Seni diinterpretasikan menurut ukuran yang diluar seni dan direpresi sampai tak punya arti. Modalnya cuma konsensus setengah matang semacam Undang-undang Pornografi dan tafsir mimpi tentang tuhannya. Lantas akal dan hati dikurbankan. Manusia menjadi mati kemanusiaanya.


Kemanusiaan itu mati bersama-sama dengan dimakamkannya SENI.



Dikiranya tuhan itu lantas tertawa.


Ferry Wardiman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar